Cara Gue Bangkit dari Bisnis yang Rugi 3 Bulan berturut-turut.
Yang gak mungkin dibeberkan business owner manapun.....
Bulan kemarin bisnis gue rugi 18 juta.
Padahal tim udah nambah.
Awalnya gue kira, “ya mungkin emang lagi masa transisi.” Tapi lama-lama gue sadar: bukan bisnisnya yang salah. Sistemnya.
Lebih tepatnya: arah kerja tim gue yang masih kabur. Jobdesc udah ada, KPI udah gue tulis, tapi ternyata belum cukup jelas.
Dan ini lucunya: gue baru sadar setelah baca laporan bulanan mereka yang isinya cuma angka-angka tanpa konteks. Semua kerja, tapi belum sinkron.
Sampai akhirnya gue buka lagi satu-satu: “Sebenernya, mereka ngerti gak sih apa yang gue maksud dengan ‘on schedule’, ‘publish’, atau ‘leads masuk’?”
Ternyata... belum ngerti. Dan di situ gue sadar, masalahnya bukan etos kerja mereka, tapi di kejelasan dari kerjaan mereka. Mereka mengerti “how”-nya, tapi gak ngerti “what”-nya.
Beberapa hari kemudian, gue ambil waktu buat refleksi. Gue buka lagi catatan lama, baca ulang beberapa buku tentang manajemen bisnis. Salah satunya: First, Break All The Rules.
Ada satu kalimat yang langsung nancep banget:
“The best managers define the right outcomes, not the right steps.”
Dan gue langsung keinget, oh iya… selama ini gue ngasih steps — bukan outcomes.
Gue terlalu sibuk nyusun sistem biar keliatan rapi, tapi lupa memastikan hasil akhirnya jelas buat semua orang. Mereka kerja keras, tapi kadang gak tau arah pastinya ke mana.
Di situ gue ubah pendekatannya.
Sekarang, setiap KPI harus bisa dijawab pertanyaan ini:
“Kalau tugas ini selesai, tanda suksesnya apa?”
Itu aja dulu. Simpel. Tapi dampaknya gila. Begitu semua orang paham tanda suksesnya masing-masing, mereka jadi lebih tenang, lebih tanggung jawab, dan lebih cepat ambil keputusan tanpa nunggu gue.
Dan gue sadar, kadang tim gak butuh lebih banyak aturan. Mereka cuma butuh tujuan yang jelas dan cara menilai performa mereka.
Setelah itu, gue mulai revisi satu per satu jobdesc dan KPI tiap orang.
Yang dulu cuma berisi kalimat umum kayak “pastikan konten terpublish sesuai jadwal”, sekarang gue ubah jadi rinci banget. Misal, untuk Risma, gue tulis target output harian, mingguan, sampai metrik engagement-nya. Untuk Rina, gue spesifikin tanggung jawab hunting, newsletter, dan jumlah story per hari. Semua terukur, gak ada lagi ruang abu-abu.
Awalnya gue takut, apa gak terlalu detail? Tapi ternyata, kejelasan justru bikin mereka lebih bebas. Karena mereka tahu apa yang dituju, dan gimana cara dinilai. Gue gak perlu micromanage lagi.
Dan menariknya, begitu gue ubah KPI jadi lebih konkret, ritme kerja tim langsung berubah. Laporan harian mereka bukan lagi angka mati, tapi cerita yang bisa dibaca. Semua orang punya konteks. Semua kerja saling nyambung.
Gue belajar satu hal penting di sini: People don’t need control—they need clarity.
Sekarang, setiap kali ada masalah performa, gue gak lagi mulai dengan kalimat “kamu kenapa gak perform?” Tapi gue tanya, “Menurut kamu, minggu ini bisa dibilang berhasil kalau hasilnya kayak gimana?”
Biasanya, di situ masalahnya ketemu. Misalnya, ada yang bilang, “Aku udah upload semua konten sesuai jadwal,” tapi setelah dicek, engagement-nya turun karena belum sempat reply komentar atau bikin follow-up post. Dari situ kita bisa lihat, masalahnya bukan di niatnya, tapi di pemahamannya soal hasil akhir yang diharapkan.
Sekarang kalau gue lihat ke belakang, gue ngerasa rugi 18 juta itu bukan musibah. Itu biaya belajar. Karena dari situ gue baru ngerti, memimpin itu bukan soal ngatur, tapi soal ngejelasin.
Lo bisa punya sistem paling canggih, tapi kalau orang di dalamnya gak ngerti apa yang mereka kejar, sistem itu cuma formalitas. Tapi kalau semua orang paham tujuan dan metodenya, bahkan sistem sederhana pun bisa jalan.
Dan buat gue pribadi, ini turning point banget. Karena dulu gue ngerasa capek banget harus ngawasin semua. Tapi sekarang, tiap kali gue lihat laporan mereka, gue bisa senyum. Gue gak perlu nanya terlalu banyak, cukup liat arah hasilnya — dan gue tahu, mereka paham kenapa itu penting.
Akhirnya gue sampai pada kesimpulan sederhana: clarity beats control. Sekarang tujuan gue bukan bikin tim gue nurut, tapi bikin mereka ngerti. Karena begitu mereka ngerti, mereka akan jalan sendiri.
Dan meskipun belum tentu bulan ini langsung balik untung, gue bisa lihat satu hal jelas: tim gue sekarang bekerja jauh lebih baik dari sebelumnya.
Gue tahu perjalanan ini belum selesai. Masih banyak yang harus diperbaiki. Tapi kali ini gue gak lagi ngejar hasil instan.
Gue lebih fokus bikin fondasi yang kuat: komunikasi yang jelas, tanggung jawab yang bisa diukur, dan tim yang ngerti kenapa mereka ngelakuin sesuatu.
Soalnya, kalau gue pikir-pikir lagi, rugi terbesar dalam bisnis bukan cuma soal uang. Tapi waktu dan energi yang kebuang karena kita gak tahu arah.
Dan sekarang, setelah semua ini, gue jauh lebih tenang. Karena akhirnya gue ngerti, tim yang tumbuh itu bukan yang selalu benar, tapi yang selalu belajar bareng.
Oh iya, sebelum gue tutup cerita ini... gue mau kasih info sedikit.
Tanggal 26 Oktober, gue bakal ngadain webinar yang bakal ngebahas hal yang mirip banget dengan tema newsletter ini — tentang sistem.
Bukan cuma sistem tim, tapi sistem diri lo sendiri biar bisa konsisten bikin konten, bahkan pas lagi sibuk, capek, atau gak mood sama sekali.
Judulnya: “Cara Konsisten Bikin Konten Sendirian Meski Lagi Sibuk dan Gak Mood.”
Di webinar ini gue bakal bedah gimana cara gue bisa ngonten tiap hari tanpa harus bergantung sama semangat, lengkap sama framework dan worksheet-nya.
Kalau lo mau ikut, daftar langsung di sini ya 👉 jadipossible.myr.id/webinar/cara-konsisten-bikin-konten-sendirian-meski-lagi-sibuk-dan-gak-mood
Gue jamin, setelah webinar ini lo gak bakal lagi ngerasa harus ‘nunggu semangat’ buat mulai.
🔥 Sedikit catatan penting:
Untuk 10 pendaftar pertama akan dapet harga khusus Rp99.000. Setelah itu, harga
normalnya balik ke Rp119.000.
Kalau lo ngerasa selama ini susah konsisten bikin konten karena sibuk, capek, atau mood gampang drop, ini saat yang paling pas buat mulai bikin sistem yang bisa jalan bahkan pas lo gak semangat.
Klik link ini sekarang 👉 jadipossible.myr.id/webinar/cara-konsisten-bikin-konten-sendirian-meski-lagi-sibuk-dan-gak-mood
Jangan tunggu minggu depan, karena 10 slot pertama biasanya habis dalam 3 hari.