Cara Memenangkan Pasar Tanpa Bersaing!
Lo gak perlu berdarah-darah bersaing untuk memenangkan pasar asal lo tahu cara ini!
Jujur aja, kebanyakan produk digital hari ini itu kayak warung kopi di satu gang. Sama-sama jual kopi sachet, beda branding doang. No wonder orang pilih yang paling murah.
Gue perhatiin makin ke sini, makin banyak yang jualan ebook, kelas mini, template—bedanya tipis sama kompetitor. Promo tiap hari, nawarin diskon, tapi closing makin susah.
Padahal masalahnya bukan di situ, masalahnya bisnis ini adalah bisnis "Red Ocean.
Apa Itu Red Ocean?
Red Ocean adalah istilah dari Blue Ocean Strategy (Kim & Mauborgne, 2005) buat mendeskripsikan pasar yang existing — market space yang sudah padat, kompetitif, dan berdarah-darah.
📖 “Red oceans represent all the industries in existence today – the known market space. In red oceans, industry boundaries are defined and accepted, and the competitive rules of the game are known.” (Kim & Mauborgne, 2005)
Kenapa disebut "Red"?
Karena darah dari perang harga dan kompetisi brutal di dalamnya.
Lalu, Kenapa ini terjadi?
Dalam Red Ocean:
Semua pemain jual produk yang nyaris sama.
Kompetisi fokus ke siapa yang lebih murah, lebih cepat, lebih ramai promo.
Value-nya jadi komoditas — susah dibedain.
Margin profit makin tipis.
Michael Porter (1980) sebut kondisi ini sebagai “Zero-Sum Competition”:
“One firm's gain is another firm's loss. Competitive strategy is about taking market share from rivals.”
Dengan kata lain: Main di Red Ocean = saling rebut kue yang sama.
Contoh Real di Produk Digital:
Puluhan akun jual “Template Instagram 50k”.
Kelas “Cara Bikin Konten” dengan judul mirip, harga banting-bantingan.
Ebook “Cara Naik Followers” seharga kopi sachet.
Hasilnya?
✅ Penjual capek promo terus.
✅ Diskon jadi senjata wajib.
✅ Audience bingung bedain, akhirnya pilih yang termurah.
⚖️ Analogi:
Bayangin 10 warung kopi berdiri berjejer di satu gang.
Semua jual kopi instan sachet.
Kalau pembeli lewat, apa yang terjadi?
✅ Mereka pilih yang paling murah.
✅ Atau yang kasih promo.
✅ Warung-warung itu berakhir saling banting harga, margin tipis.
Sama persis dengan banyak produk digital hari ini.
Apa Itu Blue Ocean?
Blue Ocean = market space baru yang belum penuh dengan kompetisi.
→ Tempat lo gak perlu perang harga.
→ Tempat lo gak perlu rebutan kue yang sama, karena lo bikin kue jenis baru.
📖 Kim & Mauborgne (2005):
“Blue oceans denote all the industries not in existence today – the unknown market space, untainted by competition.” (Blue Ocean Strategy)
🧠 Kenapa ini penting?
Karena di Red Ocean:
✅ Fokus lo cuma mengalahkan kompetitor.
✅ Strategi = diskon, promo, fitur tambahan.
✅ Margin makin tipis.
Di Blue Ocean:
✅ Fokus lo menciptakan nilai baru.
✅ Gak harus adu murah.
✅ Lo bisa charge lebih premium.
✅ Persaingan irrelevant karena lo bikin market baru.
📌 “Instead of competing, you make competition irrelevant.” (Kim & Mauborgne, 2017)
⚙️ Kunci Blue Ocean Strategy: Value Innovation
✅ Bukan sekadar inovasi teknologi.
✅ Tapi inovasi yang ngasih leap in value buat buyer, sambil menurunkan biaya.
Blue Ocean Strategy nyebut ini “breaking the value-cost trade-off”:
“Value innovation is about pursuing differentiation and low cost simultaneously.”
Artinya: bukan harus mahal untuk beda. Tapi ngasih solusi yang orang belum pikirin.
⚖️ Analogi Simpel:
Bayangin ada 10 warung kopi jual sachet yang sama.
Tiba-tiba satu warung:
☕️ Jual cold brew botolan.
☕️ Bisa pre-order.
☕️ Bisa diantar.
☕️ Fokus customer yang pengen praktis, modern, dan nikmat.
Itu Blue Ocean.
Bukan adu harga, tapi redefinisi kebutuhan.
Orang yang tadinya gak ngopi sachet sekarang bisa jadi customer baru.
Risiko bersaing langsung berkurang.

📌 Insight dari Blue Ocean Shift (2017):
“The essence of blue ocean strategy is to create new market space by challenging the assumptions that make competition necessary.”
Contoh prinsip:
✅ Identify hidden pain points.
✅ Redefine the problem.
✅ Target non-customers.
✅ Simplify the solution.
Studi Kasus Singkat:
✅ Groupe SEB – ActiFry:
Semua kompetitor fokus bikin “alat goreng lebih murah, lebih cepat.”
ActiFry redefinisi problem:
“Gimana bikin kentang goreng enak tanpa digoreng.”
Menghasilkan produk yang lebih sehat, mudah dibersihkan, aman, dan unik → market baru.
✅ Salesforce:
Semua vendor jual CRM mahal, kompleks, ribet instal.
Salesforce bikin CRM berbasis cloud:
Mudah dipakai, bayar langganan bulanan, tanpa instalasi ribet.
Buka pasar baru (UMKM) → yang dulu gak bisa afford CRM.
Buat lo catat:
Blue Ocean bukan tentang bikin produk yang aneh-aneh.
→ Tapi tentang redefinisi masalah + kasih solusi simpel yang belum dipikirin pesaing.
→ Bukan adu fitur → tapi ngasih leap in value.
"In Blue Ocean, you don't fight for the biggest slice. You bake a new cake."
🎯 Insight Buat Lo yang Lagi Bangun Produk Digital
Gue kasih tau langsung ya:
Banyak orang yang jualan produk digital tuh jatuh ke jebakan yang sama.
➡️ Mereka bikin produk yang sama kayak orang lain.
➡️ Targetnya sama.
➡️ Pesannya sama.
➡️ Bedanya cuma harga atau desain.
Akhirnya?
Capek promo. Diskon terus. Margin tipis.
“Kayak jual gorengan di pasar. Sama semua, jadi orang cari yang termurah.”
Kalau mau lepas dari itu, lo gak cukup cuma bikin “produk bagus”.
Lo harus ngerti masalah siapa yang lo selesaikan.
Bukan sekadar “cara bikin konten”, tapi:
✅ Untuk siapa?
✅ Kenapa dia susah bikin konten?
✅ Apa yang dia butuh tapi belum ada yang kasih?
📌 Lo bisa mulai dengan redefinisi masalah.
Bukan: “Gimana bikin konten yang viral.”
Tapi:
→ “Gimana orang sibuk bisa konsisten posting tanpa mikir yang ribet.”
→ “Gimana ibu rumah tangga bisa jualan online tanpa harus tampil muka.”
Itu udah narik audiens yang lebih spesifik dan lebih loyal.
Dan jangan lupa, banyak orang yang belum jadi customer sekarang.
Kenapa semua creator rebutan audiens yang sama?
Kenapa gak jual ke:
→ Freelancer yang mau mulai ngonten.
→ Bisnis offline yang mau online.
→ Corporate yang mau training tim.
Kadang market yang lebih gede justru yang belum pernah disentuh.
Intinya gini:
Orang beli bukan yang paling murah. Tapi yang paling nyambung.
Yang bikin mereka bilang: “Wah, ini tuh gue banget.”
Jadi sebelum lo sibuk bikin promo, tanya dulu:
“Siapa yang gue bantu, masalah apa yang gue selesaikan, dan kenapa harus dari gue?”
Lo bisa jual lebih mahal.
Lo bisa promo lebih santai.
Lo bisa punya customer yang loyal.
Karena lo bukan cuma jualan barang.
Lo jual solusi yang mereka rasain banget.
🛠️ Contoh Praktis Biar Gak Cuma Teori
Gue kasih contoh langsung ya biar kebayang.
✅ 1. Template Notion
❌ Red Ocean:
“Template Notion buat semua orang.”
Hasilnya? Murah-murahan, semua jual 29 ribuan.
✅ Blue Ocean:
“Sistem manajemen proyek buat UMKM lengkap sama training cara pakainya.”
→ Target spesifik.
→ Bantu masalah real.
→ Bisa charge lebih mahal.
✅ 2. Kelas Online
❌ Red Ocean:
“Cara Jualan di Instagram dengan harga Rp100ribu.”
Udah banyak banget yang jual. Orang pilih yang paling murah.
✅ Blue Ocean:
“Membership 6 bulan khusus ibu-ibu reseller.”
→ Materi disesuaikan.
→ Ada grup WA.
→ Live Q&A mingguan.
→ Ngerasa dipandu, bukan cuma beli kelas.
✅ 3. Jasa Konten
❌ Red Ocean:
“Jasa desain feed Instagram.”
Semua bisa bikin. Harga banting-bantingan.
✅ Blue Ocean:
“Paket konten storytelling untuk dokter praktek yang sibuk.”
→ Niche sempit.
→ Problem spesifik.
→ Bisa harga premium.
Intinya simpel:
Kalau lo capek promo terus dan perang harga, kemungkinan besar lo masih main di Red Ocean.
Kalau lo mau jualan lebih santai, lebih mahal, dan lebih nempel ke audiens:
➡️ Lo perlu bikin Blue Ocean.
➡️ Lo perlu ngerti siapa lo bantu, masalah apa yang lo selesaikan, dan kenapa harus beli dari lo.
Kalau lo mau lebih ngerti cara mikir kayak gini dari pondasinya, gue bahas semua itu di mini-course gue: Fundamentals for Solopreneurs.
📌 Ini bukan kursus cara jadi viral atau jualan otomatis.
Ini kursus yang ngajarin lo:
✅ Mindset dari pekerja ke solopreneur.
✅ Cara lihat bisnis lo kayak entrepreneur.
✅ Gimana nentuin siapa audiens lo.
✅ Cara memahami masalah mereka.
✅ Dan bikin positioning yang bikin lo beda.
Lo bisa mulai di sini:
👉 jadipossible.com/fundamentals
Biar lo berhenti jualan kayak yang lain, dan mulai jualan kayak lo sendiri.
Sahabat Lo,